TULISAN ini mungkin sekedar pengulangan masa lalu, apalagi ini mengenang sebuah perjuangan yang kerap menyentuh tokoh lama, yang sudah tua bahkan mungkin telah wafat. Bila beruntung mungkin sekarang sudah menjadi orang yang popular dan ada martabat. Tulisan ini, bias jadi hanya dicibir karena dianggap seolah membanggakan diri dan menyentuh rasa bagi sebagian orang yang mungkin dulu cuek tetapi kini mendapat berkah atas perjuangan orang orang yang pernah berjuang dan mungkin kurang seberuntung mereka. Gerakan Provinsi Banten yang berhasil ini, juga menimbulkan sentiment negative jika membuka dan membicarakannya. Karena ternyata, ada yang mencibir terhadap para pejuangnya. Mereka yang tidak suka dan mungkin sama sekali tidak ada sejarah memperjuangkan. Kerapkali menyindir Pejuang, seolah orang-orang yang tidak move on dan hanya terbuai romantisme masa lalu.
Buku ini, hanya mencoba mengupas seorang anak muda
kisaran 27 tahun yang prihatin atas sebuah wilayah kota kelahirannya Banten. Memberikan gambaran betapa seorang anak yang
masih polos. Mampu membuat terperangah, untuk kemudian merealisasikannya. Meski
tapak dan sisa perjuangan itu telah memudar karena zaman. Namun tidak ada salahnya
kita melihat kegigihan Heri Ch Burmelli, yang terpanggil karena kota
kelahirannya nyaris tidak terfikirkan pembangunannya oleh propinsi Jawa barat.
Kedatangannya ke Banten bukan dengan niat mengambil
keuntungan. Kini dirinya hanya berpuas
hati telah melihat propinsi ini telah menjadi sebuah daerah yang sangat
diperhitungkan. Namun dibalik semua itu, tiada salah bila kita belajar banyak
dari pemikiran dan perjuangan anak muda berprofesi Wartawan Muda di PWI bernama
Heri Ch Burmelli yang dengan tenaga dan kemampuan pers alakadarnya berupaya
menggelorakan Propinsi Banten dengan sebuah Koran Mingguan yang ditapakinya
dengan susah payah dan penuh romantika.
Buku ini saya persembahan untuk anak keturunan juga
inspirasi bagi wartawan lain. Agar jangan mudah menyerah dengan tantangan.
Bikin hidup lebih hidup, berbakti dan berusaha kuat berguna untuk orang lain
menjadi insan Rahmatan Lil Alamin.
Dalam kepekatan dan kurangnya pemahaman atas
berdirinya sebuah Propinsi banyak pihak yang pesimis akan hadir dan
terealisasi nya propinsi Banten.
Lontaran, cacian sebagai provokator pernah di
alamatkan kepada Heri ch Burmelli --- sebuah kata yang nge tren kala tahun 1998
untuk memberi cap pada orang- orang yang menghembuskan isu negative mungkin
bila saat ini dikatakan sebagai penyebar hoax.
"Apa apaan, kamu datang dari Lampung mau
memecah belah Banten bikin-bikin isu provinsi. Kamu wartawan bisa menulis pakai
pulpen kami di sini bisa menulis kamu dengan golok. Kamu jangan jadi provokator
di sini, jangan main-main dengan tanah Banten," itulah kira-kira bahasa
yang bisa saya rangkum ketika isu Provinsi Banten mulai hembuskan di koran
Banten Ekspress.
Membicarakan Gagasan Provinsi Banten. ketika itu,
seperti hal yang tabu. Maka tidak heran wacana ini mengagetkan banyak
fihak. Saya maklum, tidak sedikit pula
wong Banten yang mendapatkan banyak keuntungan dari jauhnya rentang kendali
antara Banten dan Bandung Jawa Barat.
Juga sebaliknya, banyak putra sunda yang sebut dengan golongan Korpri (Korp Priangan) asyik dan bersuka ria
menikmati keuntungan dari jauhnya koordinasi ataupun pengawasan Bandung Jawa Barat pada
instalasi industrialisasi multinasional yang berkembang di Banten.
Bagaimana Heri yang masih baru lulus kuliah di IAIN
Raden Intan ini mampu menggaet investor demi membuka Cakrawala dan wawasan
Rakyat Banten yang terpasung dengan belenggu Propinsi Jawa barat kala itu.
Lika-likunya diawali dari 'minggat' nya Heri dari
Lampung Menuju Banten dengan membawa media Lampung Ekpres. Sebuah koran daerah
Lampung yang baru saja bekerja sama dengan Jawa Pos.
Sebagaimana untuk diketahui. Sebelum datangnya era
reformasi di tahun tahun 1998. Pemerintahan era Orde Baru, untuk keluarnya izin
dari SIUPP surat izin usaha penerbitan pers. Sangat-sangat sangat sangat sangat
susah untuk didapatkan SIUPP baru, kalaupun bisa mendapatkan terlalu banyak
rentetan izin dan persyaratan yang luar biasa susahnya. Bila tidak menyiapkan
bajet miliaran rupiah, tidak bakalan keluar Surat izin itu.
Oleh karenanya Jawa Pos Grup yang sedang berkembang
dalam kendali tangan dinginnya Dahlan Iskan bikin terobosan menggandeng koran
daerah yang setengah urip dan bahkan yang sudah tidak berjalan. Yang penting
punya SIUUP mereka gandeng untuk terbit kembali dalam manajemen yg baru JPNN.
Akan halnya provinsi Lampung hingga Era Orde Baru
saat itu , hanya dua SIUPP disana. Pertama milik Bang Solfian Ahmad dengan nama
Lampung Post, kedua SIUPP yang dikuasai oleh Bang Harun Muda Indrajaya dengan
media Tamtama yang kemudian oleh Dahlan Iskan dirubah menjadi Lampung Ekspres.
Bukan tanpa dasar, karena ternyata Jawa Post sudah lebih dahulu sukses dengan
Bendera Sumatera Ekspres di Palembang. Saya sempat mengenyam pendidikan
internal tatkala menyambut datang merger
antara koran Mingguan Tamtama dengan Jawa Post. Meski ternyata setelah berjalan beberapa tahun
saja, penyatuan Tamtama dengan Jawa Post
tidak berkembang sukses, sebagaimana yang diharapkan.
Singkat kata, perseteruan manajemen juga
dibumbui 'offside' Bang Harun Muda
Indrajaya yang secara masif 'buka sendiri' Koran di tanah Banten. Bernama
Banten Ekspres tanpa izin Pak Dahlan. Makin kisruh, Akhirnya merger Jawa Post
Lampung Ekspres pun bubar... jalan masing masing. Untuk Kemudian, dimasa
keluarnya SIUPP dipermudah, tahun 1998 era Pemerintahan Presiden Gus Dur
Abdurrahman Wahid. Dahlan Iskan melalui sahabat dekatnya Alwi Hamu mendirikan
Koran Radar Lampung hingga saat ini.
Nah, kembali ke kisah 'gerakan ' heri ch burmelli___
seraya melihat potensi pasar dan membangun jaringan di Banten. Bersama dengan
seorang fotografer Fery Indrawan, dirinya membuka Biro Koran Lampung Ekspres,
dan sempat nge Kos di bilangan Masigit Cilegon.
Setelah hampir enam bulan, menyusun komposisi awak
media dan konsultasi bersama Pimpinan Bang Harun Muda Indrajaya mengenai
fasilitas dan permodalan. Pada tanggal 28 Desember 1998 Koran Banten Ekspres
pun terbit perdana dijalan sultan Agung Bandar Lampung tepatnya di Percetakan
Radar Lampung Sekarang.
Terbitnya media Banten Ekspres tentu tidak mudah. Butuh waktu meyakinkan Boss yang juga Guru, Bang Harun Mudajaya. Seorang Tokoh Pers dan Mantan Ketua Umum PWI Lampung. Sekira tahun 1998. Demi menanggung biaya cetak dan fasilitas kantor juga karyawan. 'Buya' demikian Keluarga Besar LE memanggil. Bisa meyakinkan beberapa orang yang simpati dan memberikan donasi ke Koran Banten Ekspres. Kelima Sahabat dekat Buya itu antara lain Kang Jajuli Isa, Mas Eddy Sutrisno, Kyay Herwan Saleh, Pak Muchtar Sani dan Bang Nuril Hakim Yohansyah.
Besaran modal yang terkumpul dari para donatur
Lampung ini, saya sama sekali tidak tahu. Namun, Buya Harun muda Indrajaya
memerintahkan kepada saya untuk menempatkan komposisi mereka di box redaksi
Banten Ekspress sebagai pengurus dari usaha koran ini. Ada yang menjadi pimpinan
umum wakil pimpinan umum ada yang ditaruh sebagai pimpinan redaksi wakil
pimpinan redaksi juga ada yang jadi pimpinan perusahaan dan wakil pimpinan
perusahaan. Saya dinisbatkan mereka menjadi General Manager yang secara teknis
mengelola koran tersebut dari minggu ke minggu untuk selalu terbit. Pembina
dari adanya majalah pertama yang terbit di tanah Banten ini adalah sesepuh
Banten yang saat itu sangat disegani yakni haji Tubagus Hasan sohib.. beliau
merupakan tokoh Sentral dari berbagai pergerakan di tanah Banten. Ketokohan
dari Haji Hasan sohib yang juga merupakan ketua Ormas terbesar kala itu yakni
pendekar Banten yang juga dikenal dengan P3S bbi. Masuknya tokoh-tokoh beken
ini tentu membawa dampak yang cukup signifikan atas isu-isu yang dikembangkan oleh
Media Banten Ekspress.
Jaringan yang dibentuk dan dibina oleh Pak Harun dari Indrajaya, bukan hanya di daerah.
Koran Banten Ekpres Ternyata menarik perhatian para pemangku kebijakan. Dalam hal ini Departemen penerangan kala itu dipegang oleh menteri Yunus Yosfiah. Koran seumur jagung ini mendapat bantuan dari UNESCO agar mampu berkembang dan bermanfaat bagi khalayak. Saya coba meneliti Mengapa koran baru sumur jagung mendapat bantuan. Jawabannya cukup mencengangkan, koran Banten ekspres ini Dibantu karena sejak Negeri merdeka tidak terbit koran di daerah wilayah Banten baca: Serang Pandeglang Lebak dan Cilegon hal ini dibuktikan dari surat izin usaha penerbitan Banten Express adalah koran pertama yang memiliki siupp surat izin usaha penerbitan pers.
Misi Banten Express
Sebenarnya visi misi hadirnya Banten Express
Provinsi Banten lebih merupakan menyuarakan suara rakyat Banten. Karena pada
saat itu, infrastruktur juga public Space di wilayah Banten bisa dikatakan
hancur lebur. Kurang terpikirkan oleh Jawa Barat akibat jauhnya rentang kendali
antara Banten dan Bandung. Pada bagian lain infrastruktur dan public Space di
dekat ibukota Jawa Barat nyaris sempurna dan baik. Kesenjangan pembangunan,
secara otomatis menimbulkan rasa ketidakadilan. Oleh karenanya, hadirnya wacana
Provinsi Banten yang digunakan oleh koran pertama di tanah banten-banten
Express adalah sebuah momentum dimulainya perjuangan merealisasikan hadirnya
Provinsi Banten. Demi sebuah keadilan juga pemerataan pembangunan. Pada Lini
ini idealisme dari hadirnya koran Banten Express adalah sebuah tuntutan dan
kebutuhan dalam keragaman gelorakan semangat suara rakyat Banten. Meski pada
kenyataannya untuk Nasib orang Banten Express jauh dari harapan dan idealnya
sebuah perusahaan pers. Karena apa, mendekati persiapan demi persiapan
terbentuknya Provinsi Banten pemain-pemain media yang lebih profesional dari
kami serta merta mereka turun gunung Untuk menggarap tanah Banten yang begini
subur dari tanaman media yang harus dimulai. Dalam suasana krusial yang
demikian itu, Kami para awak media di Banten Express dihadapkan pada suatu
situasi yang cukup sulit. Karena ternyata, awak media kami di preteli satu
persatu oleh pemain-pemain besar itu.
Rubrikasi dan Puncak Gunung Es
Tagline koran Banten Ekspres, Suara Rakyat Banten.
Kami pilih karena, melihat kurangnya saluran hati nurani warga yang tersalur
melalui media massa. Tahun segitu, belum familiar ada SMS, Bluebarry, fesbuk
juga media sosial.
Koran
Televisi dan Radio masih menjadi raja penyaluran suara warga. Kalaupun
ada, terbukanya saluran informasi, adalah merdekanya para penggiat pers untuk
menerbitkan Media Massa. Bagai, jamur dimusim hujan, koran, majalah, tabloid
tumbuh dimana-mana. Akibat regulasi yang sangat amat berbelit untuk mendapatkan
SIUPP dalam jangka waktu tak lebih satu tahun, ratusan Media cetak terbit dimana-mana. Saya, merasakan betul
untuk membuat surat izin tersebut, Kantor Kementerian Penerangan bak kantor
kelurahan ramainya wartawan atau pekerja Pers dari berbagai Propinsi penjuru
negeri berlomba adu cepat mengurus izin. Yang dahulunya hanya mimpi klo mau
dapet SIUPP.
Melalui torehan pena dan proyeksi heri ch Burmelli,
meski dengan SDM crew Banten Ekspres (BE) yang masih coba-coba jadi wartawan,
pria berperawakan bulat ini terus menerus menggelorakan Propinsi Banten.
Proses rekruitmen anak-anak Banten Ekspres kala itu,
dimulai dari satu orang bernama Iskandar. Saya ingat, Kandar kala itu, tengah
dalam situasi galau tingkat tinggi sang istri kabur membawa serta anak semata Wayang
nya Wendi. "Gua pulang ke Lampung ajalah Her, mau bertani. Ngapain gw di
Banten ini" tukas pria kelahiran Krui Pesibar tersebut. Alhasil, saya
yakinkan untuk coba bertahan menggerakkan usaha Koran Banten Ekspres. Ternyata
Kandar cukup berhasil, mantan Direktur Iklan Radar Banten itu, kini nyaman
membuka kedai Abah Jenggot juga berbagai cabang usaha lain dan mempersunting
perempuan dari Palamunan Kramat Watu dan bermukim disana, Wendi Anaknya
berhasil diasuhnya kembali di Kuliahkan
dan kini bersamanya.
Bukan hanya Kandar, adiknya Anton kini masih tetap
berkarya di Radar Banten Grup dimana
sebelumnya saya latih menjadi layoutman di Banten Ekspres.
Beberapa nama 'beken' di Banten yang juga pernah
lama mampir di Banten adalah kini menjadi Sastrawan Ibnu Ps Megananda. Syair
Asiman, Alamsyah Rachmis, ......... dan banyak lainnya.
Termasuk diantaranya Mashudi Masteng yang kini
menjadi Pemimpin Redaksi dan kini direktur di Radar Banten sempat juga menjadi
reporter di Koran Banten Ekspres.
Mereka, berhasil di 'culik' oleh Group Jawa Pos
Radar Banten yang kala itu masih bernama Koran Harian Banten.
Sepupu saya pun
Ridwan yang saat itu masih menjadi Layoutman di Banten Ekspres harus
saya relakan untuk eksodus pula.
Ibarat kapal, koran Banten Ekspres kala itu, terlalu
lamban dan tidak sesuai dengan dinamika yang lazim. Awak medianya, dirayu untuk
pindah ke Media baru yang lebih profesional manajemennya. Saya sangat menyadari
hal itu.
Bahkan saya persilahkan. Mereka izin pamit semua
keluar dari Banten Ekspres. Ada yang ke Grup Fajar Banten, milik Pak Atang
Ruswinta tak sedikit yang boyongan ke Harian Banten / Radar Jawa Pos.
Saya sendiri, dibiarkan. Karena jelas saya adalah
anak Ideologi Buya Harun Muda Indrajaya yang juga kecipratan dosa dimata
manajemen Jawa Pos.
Sebuah konsekuensi akibat terbawa arus kegagalan
mereka bermerger di Harian Lampung Ekspres. Ya sudahlah.... saya sama sekali
tidak kecewa. Karena ditahun tersebut juga harus melepas masa lajang saya
menikahi wanita pilihan Emak. Untuk Kemudian, larut dalam suasana bahagia
pengantin baru.
MUNCULNYA GELORA
ISU PROVINSI BANTEN
Sebenarnya pencerahan timbul setelah
diberitahukan oleh Ayahanda saya.
Drs. Buchari Rahman pensiun Sebagai Hakim Tinggi di
Pengadilan Tinggi Agama Banten. yang notabene suku Lampung namun sudah hafal
dan fasih berbahasa Sunda. Hingga akhirnya mempersunting anak mantan Bendaharawan
Wedana Ciomas Tb. H. Mukri .
Lewat semangat sang ayah inilah, Heri yang masih
meraba berupaya bertanya kesana kemari menemui ‘pejuang’ lama Propinsi banten
yang digagalkan dizaman Orde Lama. Heri muda lalu diantarkan wartawan senior
Banten Lukman hakim yang akkrab dipanggil Lucki.
Melalui Luky wartawan sepuh Banten tapakan demi tapakan pejuang pendahulu
propinsi ini mulai diurai satu persatu.
Uws Qorni adalah salah satu yang pertama disambangi
kedua insane pers ini. Melalui Uwes gagasan pemikiran dan hambatan perjuangan
propinsi Banten makin memperoleh spirit. Tak kalah dengan Uwes Qorny. Hi
Kasmiri seorang pendekar banten yang menjadi sekeretaris DPP PPPSBBI juga
banyak memberikan wawasan dan pemahaman akan pentingnya segera membuka wacana
Propinsi Banten.
Jejak sejarah yang sederhana ini mulai ditorehkan
Heri ch Burmelli dan para crewnya yang masih belajar untuk menggelorakan ide
pembentukan Propinsi banten.
Rubrik husus pun dibuat dengan Bahasa Benten Yes…
seakan memberikan pesan bahwa Rakyat banten sudah demikian berminat memisahkan
diri dengan Propinsi. Banten.
Ide- ide nakal Heri Ch Burmelli bukan hanya sampai disini, dalam keadaan
tertatih karena disatu sisi juga harus
bertahan menghidupi koran dengan
tiras yang terbatas guna memberikan ruang kepada pihak-pihak yang kontra
terhadap ide dan gagasan Propinsi Banten.
Dalam rubrikasi Banten Yes, sengaja ditampilkan
antara pendapat yang pro dan kontra berikut alasan atau bahkan tanpa komentar.
Ibarat Pooling ternyata, rubrikasi makin lama semakin
seru dan mendapat respon yang banyak dari khalayak. justru lebih banyak yang pro terhadap ide
cemerlang tersebut. Mahasiswa Banten yang berada di Bandung pun ternyata mulai
terpancing dan bergerask menggelorakan gagasan pembentukan propinsi Banten.
Demo gedung sate puin tidak terhindarkan. Dalam
ranah ini ternyata respon Mahasiswa terhadap perjuangan banten ekspres makin
menggelora. Mereka tak sungkan-sungkan menyampaikan hasail gerakan ke BNTEN
Ekspres. Kian hari duikukngan penyampaian dan wacana makin melebar. Oreaganisasai LSM dan berbagai
ormaspun kian hari mulai melirik isu propinsi sebagai isru yang bisa merebut
hati orang banyak. Tak terkecuali parpol yang tak sungkan menggunakan momentum
Propinsi banten.
Persiapan demi persiapan pun disusun, GPRI Gerakan
Pemuda Reformasi Indonesia, meruapakan salah satu Gerakan pemuda banten yang sigap
menyambut hadirnya Propoinsi ini.
Heri Ch Burmelli diundang dalam rapat oleh Agus
Najiullah, Aeng Haerudin, Udin Saparudin dkk di Kepandean, dan dijadikan panitia pengarah.
Idenya merumuskan lebih besar atas gagasan propinsi bantejn dalam sebuah forum yang lebih elegan.
Digagaslah pertemuan di Hotel Patra Jasa Anyer. Dalam kesempatan itu Yusril
Ihza Mahendra diundang untuk memberikan wawasan tentang ide dan gagasan Proopinsi
banten. Secara kebetulan, Ketua Umum partai PBB yang juga anggota DPR MPRI ini,
tengah sibuk menyiapkan hal yang sama
pembentukan propinsi Kepulauan Riau.
lanjutkan..... dikisah________
Mobil Di Lempar Orang Gila
SDM MEDIA ASAL COMOT
Mendapat Bantuan UNESCO
EKSODUS KE
RADAR HARIAN BANTEN
MENIKAH TAHUN 2000 PULKAM SEJENAK
BANGKIT KEMBALI BANTEN POST
MENETAP ISTIQOMAH DI LAMPUNG
PENDEKAR BANTEN KENANGAN DAN KIPRAH