Minggu, 12 Juni 2022

'SEJARAH' GERAKAN PROVINSI BANTEN BUAH PENA WARTAWAN



















TULISAN
ini mungkin sekedar pengulangan masa lalu, apalagi ini mengenang sebuah perjuangan yang kerap menyentuh tokoh lama, yang sudah tua bahkan mungkin telah wafat. Bila beruntung mungkin sekarang sudah menjadi orang yang popular dan ada martabat. Tulisan ini, bias jadi hanya dicibir karena dianggap seolah membanggakan diri dan menyentuh rasa bagi sebagian orang yang mungkin dulu cuek tetapi kini mendapat berkah atas perjuangan orang orang yang pernah berjuang dan mungkin kurang seberuntung mereka. Gerakan Provinsi Banten yang berhasil ini, juga menimbulkan sentiment negative jika membuka dan membicarakannya. Karena ternyata, ada yang mencibir terhadap para pejuangnya. Mereka yang tidak suka dan mungkin sama sekali tidak ada sejarah memperjuangkan. Kerapkali menyindir Pejuang, seolah orang-orang yang tidak move on dan hanya terbuai romantisme masa lalu.

Buku ini, hanya mencoba mengupas seorang anak muda kisaran 27 tahun yang prihatin atas sebuah wilayah kota kelahirannya Banten.  Memberikan gambaran betapa seorang anak yang masih polos. Mampu membuat terperangah, untuk kemudian merealisasikannya. Meski tapak dan sisa perjuangan itu telah memudar karena zaman. Namun tidak ada salahnya kita melihat kegigihan Heri Ch Burmelli, yang terpanggil karena kota kelahirannya nyaris tidak terfikirkan pembangunannya oleh propinsi Jawa barat.

Kedatangannya ke Banten bukan dengan niat mengambil keuntungan. Kini dirinya hanya  berpuas hati telah melihat propinsi ini telah menjadi sebuah daerah yang sangat diperhitungkan. Namun dibalik semua itu, tiada salah bila kita belajar banyak dari pemikiran dan perjuangan anak muda berprofesi Wartawan Muda di PWI bernama Heri Ch Burmelli yang dengan tenaga dan kemampuan pers alakadarnya berupaya menggelorakan Propinsi Banten dengan sebuah Koran Mingguan yang ditapakinya dengan susah payah dan penuh  romantika.

Buku ini saya persembahan untuk anak keturunan juga inspirasi bagi wartawan lain. Agar jangan mudah menyerah dengan tantangan. Bikin hidup lebih hidup, berbakti dan berusaha kuat berguna untuk orang lain menjadi insan Rahmatan Lil Alamin.

Dalam kepekatan dan kurangnya pemahaman atas berdirinya sebuah  Propinsi  banyak pihak yang pesimis akan hadir dan terealisasi nya propinsi Banten.

Lontaran, cacian sebagai provokator pernah di alamatkan kepada Heri ch Burmelli --- sebuah kata yang nge tren kala tahun 1998 untuk memberi cap pada orang- orang yang menghembuskan isu negative mungkin bila saat ini dikatakan sebagai penyebar hoax.

"Apa apaan, kamu datang dari Lampung mau memecah belah Banten bikin-bikin isu provinsi. Kamu wartawan bisa menulis pakai pulpen kami di sini bisa menulis kamu dengan golok. Kamu jangan jadi provokator di sini, jangan main-main dengan tanah Banten," itulah kira-kira bahasa yang bisa saya rangkum ketika isu Provinsi Banten mulai hembuskan di koran Banten Ekspress.

 

Membicarakan Gagasan Provinsi Banten. ketika itu, seperti hal yang tabu. Maka tidak heran wacana ini mengagetkan banyak fihak.  Saya maklum, tidak sedikit pula wong Banten yang mendapatkan banyak keuntungan dari jauhnya rentang kendali antara Banten dan Bandung Jawa Barat.

Juga sebaliknya, banyak putra sunda  yang sebut dengan golongan  Korpri (Korp Priangan) asyik dan bersuka ria menikmati keuntungan dari jauhnya koordinasi ataupun  pengawasan Bandung Jawa Barat pada instalasi  industrialisasi  multinasional yang berkembang di Banten.

Bagaimana Heri yang masih baru lulus kuliah di IAIN Raden Intan ini mampu menggaet investor demi membuka Cakrawala dan wawasan Rakyat Banten yang terpasung dengan belenggu Propinsi Jawa barat kala itu.

Lika-likunya diawali dari 'minggat' nya Heri dari Lampung Menuju Banten dengan membawa media Lampung Ekpres. Sebuah koran daerah Lampung yang baru saja bekerja sama dengan Jawa Pos.

Sebagaimana untuk diketahui. Sebelum datangnya era reformasi di tahun tahun 1998. Pemerintahan era Orde Baru, untuk keluarnya izin dari SIUPP surat izin usaha penerbitan pers. Sangat-sangat sangat sangat sangat susah untuk didapatkan SIUPP baru, kalaupun bisa mendapatkan terlalu banyak rentetan izin dan persyaratan yang luar biasa susahnya. Bila tidak menyiapkan bajet miliaran rupiah, tidak bakalan keluar Surat izin itu.

Oleh karenanya Jawa Pos Grup yang sedang berkembang dalam kendali tangan dinginnya Dahlan Iskan bikin terobosan menggandeng koran daerah yang setengah urip dan bahkan yang sudah tidak berjalan. Yang penting punya SIUUP mereka gandeng untuk terbit kembali dalam manajemen yg baru JPNN.

Akan halnya provinsi Lampung hingga Era Orde Baru saat itu , hanya dua SIUPP disana. Pertama milik Bang Solfian Ahmad dengan nama Lampung Post, kedua SIUPP yang dikuasai oleh Bang Harun Muda Indrajaya dengan media Tamtama yang kemudian oleh Dahlan Iskan dirubah menjadi Lampung Ekspres. Bukan tanpa dasar, karena ternyata Jawa Post sudah lebih dahulu sukses dengan Bendera Sumatera Ekspres di Palembang. Saya sempat mengenyam pendidikan internal  tatkala menyambut datang merger antara koran Mingguan Tamtama dengan Jawa Post.  Meski ternyata setelah berjalan beberapa tahun saja,  penyatuan Tamtama dengan Jawa Post tidak berkembang sukses, sebagaimana yang diharapkan.

Singkat kata, perseteruan manajemen juga dibumbui  'offside' Bang Harun Muda Indrajaya yang secara masif 'buka sendiri' Koran di tanah Banten. Bernama Banten Ekspres tanpa izin Pak Dahlan. Makin kisruh, Akhirnya merger Jawa Post Lampung Ekspres pun bubar... jalan masing masing. Untuk Kemudian, dimasa keluarnya SIUPP dipermudah, tahun 1998 era Pemerintahan Presiden Gus Dur Abdurrahman Wahid. Dahlan Iskan melalui sahabat dekatnya Alwi Hamu mendirikan Koran Radar Lampung hingga saat ini.

Nah, kembali ke kisah 'gerakan ' heri ch burmelli___ seraya melihat potensi pasar dan membangun jaringan di Banten. Bersama dengan seorang fotografer Fery Indrawan, dirinya membuka Biro Koran Lampung Ekspres, dan sempat nge Kos di bilangan Masigit Cilegon.

Setelah hampir enam bulan, menyusun komposisi awak media dan konsultasi bersama Pimpinan Bang Harun Muda Indrajaya mengenai fasilitas dan permodalan. Pada tanggal 28 Desember 1998 Koran Banten Ekspres pun terbit perdana dijalan sultan Agung Bandar Lampung tepatnya di Percetakan Radar Lampung Sekarang.

Terbitnya media Banten Ekspres tentu tidak mudah. Butuh waktu meyakinkan Boss yang juga Guru, Bang Harun Mudajaya. Seorang Tokoh Pers dan Mantan Ketua Umum PWI Lampung. Sekira tahun 1998.  Demi menanggung biaya cetak dan fasilitas kantor juga karyawan. 'Buya' demikian Keluarga Besar LE memanggil. Bisa meyakinkan beberapa orang yang simpati dan memberikan donasi ke Koran Banten Ekspres. Kelima Sahabat dekat Buya itu antara lain Kang Jajuli Isa, Mas Eddy Sutrisno, Kyay Herwan Saleh, Pak Muchtar Sani dan Bang Nuril Hakim Yohansyah.

Besaran modal yang terkumpul dari para donatur Lampung ini, saya sama sekali tidak tahu. Namun, Buya Harun muda Indrajaya memerintahkan kepada saya untuk menempatkan komposisi mereka di box redaksi Banten Ekspress sebagai pengurus dari usaha koran ini. Ada yang menjadi pimpinan umum wakil pimpinan umum ada yang ditaruh sebagai pimpinan redaksi wakil pimpinan redaksi juga ada yang jadi pimpinan perusahaan dan wakil pimpinan perusahaan. Saya dinisbatkan mereka menjadi General Manager yang secara teknis mengelola koran tersebut dari minggu ke minggu untuk selalu terbit. Pembina dari adanya majalah pertama yang terbit di tanah Banten ini adalah sesepuh Banten yang saat itu sangat disegani yakni haji Tubagus Hasan sohib.. beliau merupakan tokoh Sentral dari berbagai pergerakan di tanah Banten. Ketokohan dari Haji Hasan sohib yang juga merupakan ketua Ormas terbesar kala itu yakni pendekar Banten yang juga dikenal dengan P3S bbi. Masuknya tokoh-tokoh beken ini tentu membawa dampak yang cukup signifikan atas isu-isu yang dikembangkan oleh Media Banten Ekspress.

Jaringan yang dibentuk dan dibina oleh Pak Harun dari Indrajaya, bukan hanya di daerah.

Koran Banten Ekpres Ternyata menarik perhatian para pemangku kebijakan. Dalam hal ini Departemen penerangan kala itu dipegang oleh menteri Yunus Yosfiah. Koran seumur jagung ini mendapat bantuan dari UNESCO agar mampu berkembang dan bermanfaat bagi khalayak. Saya coba meneliti Mengapa koran baru sumur jagung mendapat bantuan. Jawabannya cukup mencengangkan, koran Banten ekspres ini Dibantu karena sejak Negeri merdeka tidak terbit koran di daerah wilayah Banten baca: Serang Pandeglang Lebak dan Cilegon hal ini dibuktikan dari surat izin usaha penerbitan Banten Express adalah koran pertama yang memiliki siupp surat izin usaha penerbitan pers.

 

Misi Banten Express

Sebenarnya visi misi hadirnya Banten Express Provinsi Banten lebih merupakan menyuarakan suara rakyat Banten. Karena pada saat itu, infrastruktur juga public Space di wilayah Banten bisa dikatakan hancur lebur. Kurang terpikirkan oleh Jawa Barat akibat jauhnya rentang kendali antara Banten dan Bandung. Pada bagian lain infrastruktur dan public Space di dekat ibukota Jawa Barat nyaris sempurna dan baik. Kesenjangan pembangunan, secara otomatis menimbulkan rasa ketidakadilan. Oleh karenanya, hadirnya wacana Provinsi Banten yang digunakan oleh koran pertama di tanah banten-banten Express adalah sebuah momentum dimulainya perjuangan merealisasikan hadirnya Provinsi Banten. Demi sebuah keadilan juga pemerataan pembangunan. Pada Lini ini idealisme dari hadirnya koran Banten Express adalah sebuah tuntutan dan kebutuhan dalam keragaman gelorakan semangat suara rakyat Banten. Meski pada kenyataannya untuk Nasib orang Banten Express jauh dari harapan dan idealnya sebuah perusahaan pers. Karena apa, mendekati persiapan demi persiapan terbentuknya Provinsi Banten pemain-pemain media yang lebih profesional dari kami serta merta mereka turun gunung Untuk menggarap tanah Banten yang begini subur dari tanaman media yang harus dimulai. Dalam suasana krusial yang demikian itu, Kami para awak media di Banten Express dihadapkan pada suatu situasi yang cukup sulit. Karena ternyata, awak media kami di preteli satu persatu oleh pemain-pemain besar itu.

 

Rubrikasi dan Puncak Gunung Es

Tagline koran Banten Ekspres, Suara Rakyat Banten. Kami pilih karena, melihat kurangnya saluran hati nurani warga yang tersalur melalui media massa. Tahun segitu, belum familiar ada SMS, Bluebarry, fesbuk juga media sosial.

Koran  Televisi dan Radio masih menjadi raja penyaluran suara warga. Kalaupun ada, terbukanya saluran informasi, adalah merdekanya para penggiat pers untuk menerbitkan Media Massa. Bagai, jamur dimusim hujan, koran, majalah, tabloid tumbuh dimana-mana. Akibat regulasi yang sangat amat berbelit untuk mendapatkan SIUPP dalam jangka waktu tak lebih satu tahun, ratusan Media cetak  terbit dimana-mana. Saya, merasakan betul untuk membuat surat izin tersebut, Kantor Kementerian Penerangan bak kantor kelurahan ramainya wartawan atau pekerja Pers dari berbagai Propinsi penjuru negeri berlomba adu cepat mengurus izin. Yang dahulunya hanya mimpi klo mau dapet SIUPP.

 

Melalui torehan pena dan proyeksi heri ch Burmelli, meski dengan SDM crew Banten Ekspres (BE) yang masih coba-coba jadi wartawan, pria berperawakan bulat ini terus menerus menggelorakan Propinsi Banten.

Proses rekruitmen anak-anak Banten Ekspres kala itu, dimulai dari satu orang bernama Iskandar. Saya ingat, Kandar kala itu, tengah dalam situasi galau tingkat tinggi sang istri kabur membawa serta anak semata Wayang nya Wendi. "Gua pulang ke Lampung ajalah Her, mau bertani. Ngapain gw di Banten ini" tukas pria kelahiran Krui Pesibar tersebut. Alhasil, saya yakinkan untuk coba bertahan menggerakkan usaha Koran Banten Ekspres. Ternyata Kandar cukup berhasil, mantan Direktur Iklan Radar Banten itu, kini nyaman membuka kedai Abah Jenggot juga berbagai cabang usaha lain dan mempersunting perempuan dari Palamunan Kramat Watu dan bermukim disana, Wendi Anaknya berhasil diasuhnya kembali  di Kuliahkan dan kini bersamanya.

Bukan hanya Kandar, adiknya Anton kini masih tetap berkarya  di Radar Banten Grup dimana sebelumnya saya latih menjadi layoutman di Banten Ekspres.

Beberapa nama 'beken' di Banten yang juga pernah lama mampir di Banten adalah kini menjadi Sastrawan Ibnu Ps Megananda. Syair Asiman, Alamsyah Rachmis, ......... dan banyak lainnya.

Termasuk diantaranya Mashudi Masteng yang kini menjadi Pemimpin Redaksi dan kini direktur di Radar Banten sempat juga menjadi reporter di Koran Banten Ekspres.

Mereka, berhasil di 'culik' oleh Group Jawa Pos Radar Banten yang kala itu masih bernama Koran Harian Banten.

Sepupu saya pun  Ridwan yang saat itu masih menjadi Layoutman di Banten Ekspres harus saya relakan untuk eksodus pula.

Ibarat kapal, koran Banten Ekspres kala itu, terlalu lamban dan tidak sesuai dengan dinamika yang lazim. Awak medianya, dirayu untuk pindah ke Media baru yang lebih profesional manajemennya. Saya sangat menyadari hal itu.

Bahkan saya persilahkan. Mereka izin pamit semua keluar dari Banten Ekspres. Ada yang ke Grup Fajar Banten, milik Pak Atang Ruswinta tak sedikit yang boyongan ke Harian Banten / Radar Jawa Pos.

Saya sendiri, dibiarkan. Karena jelas saya adalah anak Ideologi Buya Harun Muda Indrajaya yang juga kecipratan dosa dimata manajemen Jawa Pos.

Sebuah konsekuensi akibat terbawa arus kegagalan mereka bermerger di Harian Lampung Ekspres. Ya sudahlah.... saya sama sekali tidak kecewa. Karena ditahun tersebut juga harus melepas masa lajang saya menikahi wanita pilihan Emak. Untuk Kemudian, larut dalam suasana bahagia pengantin baru.

MUNCULNYA  GELORA ISU PROVINSI BANTEN

Sebenarnya pencerahan timbul setelah diberitahukan  oleh Ayahanda saya.

Drs. Buchari Rahman pensiun Sebagai Hakim Tinggi di Pengadilan Tinggi Agama Banten. yang notabene suku Lampung namun sudah hafal dan fasih berbahasa Sunda. Hingga akhirnya mempersunting anak mantan Bendaharawan Wedana Ciomas  Tb. H. Mukri .

Lewat semangat sang ayah inilah, Heri yang masih meraba berupaya bertanya kesana kemari menemui ‘pejuang’ lama Propinsi banten yang digagalkan dizaman Orde Lama. Heri muda lalu diantarkan wartawan senior Banten Lukman hakim yang akkrab dipanggil Lucki.

Melalui Luky wartawan sepuh  Banten tapakan demi tapakan pejuang pendahulu propinsi ini mulai diurai satu persatu.

Uws Qorni adalah salah satu yang pertama disambangi kedua insane pers ini. Melalui Uwes gagasan pemikiran dan hambatan perjuangan propinsi Banten makin memperoleh spirit. Tak kalah dengan Uwes Qorny. Hi Kasmiri seorang pendekar banten yang menjadi sekeretaris DPP PPPSBBI juga banyak memberikan wawasan dan pemahaman akan pentingnya segera membuka wacana Propinsi Banten.

Jejak sejarah yang sederhana ini mulai ditorehkan Heri ch Burmelli dan para crewnya yang masih belajar untuk menggelorakan ide pembentukan Propinsi banten.

Rubrik husus pun dibuat dengan Bahasa Benten Yes… seakan memberikan pesan bahwa Rakyat banten sudah demikian berminat memisahkan diri dengan Propinsi. Banten.

Ide- ide nakal Heri Ch Burmelli  bukan hanya sampai disini, dalam keadaan tertatih karena disatu sisi juga harus  bertahan menghidupi koran dengan  tiras yang terbatas guna memberikan ruang kepada pihak-pihak yang kontra terhadap ide dan gagasan Propinsi Banten.

Dalam rubrikasi Banten Yes, sengaja ditampilkan antara pendapat yang pro dan kontra berikut alasan atau bahkan tanpa komentar.

Ibarat Pooling ternyata, rubrikasi makin lama semakin seru dan mendapat respon yang banyak dari khalayak.  justru lebih banyak yang pro terhadap ide cemerlang tersebut. Mahasiswa Banten yang berada di Bandung pun ternyata mulai terpancing dan bergerask menggelorakan gagasan pembentukan  propinsi Banten.

Demo gedung sate puin tidak terhindarkan. Dalam ranah ini ternyata respon Mahasiswa terhadap perjuangan banten ekspres makin menggelora. Mereka tak sungkan-sungkan menyampaikan hasail gerakan ke BNTEN Ekspres. Kian hari duikukngan penyampaian dan wacana makin  melebar. Oreaganisasai LSM dan berbagai ormaspun kian hari mulai melirik isu propinsi sebagai isru yang bisa merebut hati orang banyak. Tak terkecuali parpol yang tak sungkan menggunakan momentum Propinsi banten.

Persiapan demi persiapan pun disusun, GPRI Gerakan Pemuda Reformasi Indonesia, meruapakan salah satu Gerakan pemuda banten yang sigap menyambut hadirnya Propoinsi ini.

Heri Ch Burmelli diundang dalam rapat oleh Agus Najiullah, Aeng Haerudin, Udin Saparudin dkk  di Kepandean, dan dijadikan panitia pengarah. Idenya merumuskan lebih besar atas gagasan propinsi  bantejn dalam sebuah forum yang lebih elegan. Digagaslah pertemuan di Hotel Patra Jasa Anyer. Dalam kesempatan itu Yusril Ihza Mahendra diundang untuk memberikan wawasan tentang ide dan gagasan Proopinsi banten. Secara kebetulan, Ketua Umum partai PBB yang juga anggota DPR MPRI ini,  tengah sibuk menyiapkan hal yang sama pembentukan propinsi Kepulauan Riau.

lanjutkan..... dikisah________  


Mobil Di Lempar Orang Gila

SDM MEDIA ASAL COMOT

Mendapat Bantuan UNESCO

EKSODUS KE  RADAR  HARIAN BANTEN

MENIKAH TAHUN 2000 PULKAM SEJENAK

BANGKIT KEMBALI BANTEN POST

MENETAP ISTIQOMAH DI LAMPUNG

PENDEKAR BANTEN KENANGAN DAN KIPRAH