Selasa, 13 Maret 2012

ketua Gerakan Nasional Jembatan Jawa Sumatera sedang diwawancaea media ... mendorong terealisasinya jembatan pulau jawa dan sumatera




AGENDA TAHUNAN
SOSIALISASI ‘STIKER’ JEMBATAN JAWA SUMATERA
Kebutuhan adanya pelayanan Jembatan Jawa-Sumatera (Jatra) sudah sangat mendesak. Apalagi gangguan jalur penyeberangan Selat Sunda melalui ferry dan kapal cepat sangat rentan terhadap cuaca. Banyak hal yang menyebabkannya, satu diantaranya gelombang laut yang kerap tinggi, demikian juga angin serta arus kencang yang selalu datang seirama dengan fenomena alam. Fakta lain yang tak terbantahkan, adalah tingginya aktifitas dan frekwensi perdagangan antar dua pulau paling padat di Nusantara ini. Kedua Pelabuhan, Bakauheni dan Merak tidak akan mampu maksimal melayani kebutuhan akan sarana transportasi yang memadai selaras dengan kebutuhan zaman yang kian membutuhkan pelayanan cepat, murah dan aman.
Dalam situasi seperti ini, rakyat sebagai pengguna jasa transportasi pada jalur pelabuhan tersebut adalah pihak yang sangat dirugikan. Posisi tawar pengguna jasa, seolah menjadi sapi perah yang tak mampu berbuat apa-apa. Mendapati fasilitas umum yang rusak, berlayar dengan kapal yang tidak layak dan kotor. Waktu pelayaran yang kerap molor dan permintaan maaf tak bertepi dengan dalih cuaca buruk. Hal lain diperparah dengan antrian panjang kendaraan pada waktu-waktu tertentu, disebabkan cuaca serta gelombang selat sunda yang tidak bersahabat, kurangnya kapal yang beroperasi karena rusak docking atau Angker, keramaian kendaraan menyeberang pada saat liburan sekolah, lebaran dan tahun baru. Demikian pula dengan ancaman aksi premanisme pelabuhan dengan berbagai aksi pungli yang sudah menjadi rahasia umum.
Oleh karenanya masyarakat luas menyambut baik upaya pemerintah yang akan merealisasikan pembangunan Jembatan Jawa – Sumatera (Jatra) pada tahun 2010 mendatang. Hanya saja, rakyat tidak lagi menghendaki upaya tersebut terbentur oleh berbagai hal sebagaimana masa-masa sebelumnya.
Patut dicatat, wacana pembangunan Jembatan Jatra sudah tercetus sejak era 1960-an. Selama itu pula sejarah merekam sudah sekian kali Presiden RI silih berganti. Jembatan Jawa – Sumatera hanya jalan ditempat. Jembatan Jawa – Sumatera seakan estafeta bergulir dari wacana ke wacana.
Rakyat patut bersyukur, Jembatan Selat Sunda (JSS) yang jadi program unggulan Gubernur Sjachroedin ZP mendapat dukungan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jika terpilih kembali, capres nomor urut 2 ini berjanji memulai pembangunan JSS tiga atau empat tahun ke depan.

SBY menyatakan akan segera membangun Jembatan Selat Sunda yang menghubungkan Lampung
di Pulau Sumatra, dan Banten dipulau Jawa.
Janji capres yang diusung 5 partai ini dikemukakan di hadapan ribuan simpatisan yang menghadiri kampanye akbar di Gelanggang Olah Raga (GOR) Saburai, Bandarlampung, bulan juni 2
009 lalu tatkala berkampanye di Sai Bumi Rua Jurai Enggal Bandar Lampung.
Presiden SBY memandang Lampung dikenal bangsa Indonesia sebagai lumbung pangan, memiliki produksi sawit yang besar serta menyumbang lebih dari sepertiga gula nasional.
Oleh karenanya Lampung harus didukung infrastruktur yang baik. Salah satunya dengan mempercepat pembangunan Jembatan Selat Sunda yang pembangunannya akan dilakukan dalam waktu tiga atau empat tahun ke depan.
Sudah sepantasnya, upaya konkrit yang akan dimulai itu jangan sampai surut kembali. Di sinilah waktunya bagi rakyat untuk mengambil bagian dalam menyukseskan pembangunan Jembatan Jatra. Kemunculan Gerakan Nasional Jembatan Jatra diharapkan dapat dijadikan tonggak atas bangkitnya dukungan moril masyarakat luas terhadap program nasional tersebut.
Dengan kata lain, kini persoalannya tidak lagi tergantung kepada siapa pemimpin nasionalnya, melainkan keberadaan Jembatan Jatra sudah merupakan kebutuhan rakyat. Sehingga siapa pun Presidennya, pemimpin negara wajib memenuhi kebutuhan rakyat yang sudah sangat mendesak itu.
Sejauh ini upaya yang dilakukan Gerakan Nasional Jembatan Jatra memang masih terbatas pada sosialisasi. Sebagai langkah awal gerakan dimulai dengan melakukan penempelan stiker. Stiker yang berisikan materi dukungan terhadap pembangunan Jembatan Jatra itu ditempelkan pada kendaraan (umum/pribadi/angkutan perdagangan) yang berada di Pelabuhan Bakauheni dan Merak. Kegiatan dilaksanakan semenjak H-3 sebelum Idul Fitri sampai H-1. Kegiatan kembali diulang pada H+3 dan H+4.
Adapun tujuan upaya ini yakni untuk mensosialisasikan program pemerintah tersebut. Diharapkan melalui sosialisasi ini, masyarakat luas merasa turut terlibat dan ikut memiliki program itu. Sehingga dengan adanya gerak langkah yang seiring antara program pemerintah dan dukungan masyarakat luas, hambatan seperti yang pernah ditemui pada masa-masa sebelumnya dapat diatasi dan Jembatan Jatra benar-benar dapat terbentang sepanjang Selat Sunda.